SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) AMUNTAI

Archive for April, 2011

Pemantapan Wawasan Kebangsaan dengan pembangunan karakter bangsa dan sistem pemerintahan yang efesein dan efektif


*) Pendahuluan Makalah yang disampaikan pada seminar sehari wawasan kebangsaan untuk tokoh masyarakat dan pemuda kerjasama HMI, BIN dan Pemda HSU

Robert Cribb (Indonesia Beyond Soeharto) : Memandang peta rasanya cukup untuk memberi kesan tidak mungkin mengenai adanya Negara Indonesia. Dengan lebih dari 13.000 pulau, yg terbentang lebih dari 5.000 km melintasi 3 zona waktu, serta lebih dari 200 kelompok etnis, Orang menduga kepulauan yg sebanyak itu sekurang-kurangnya terdapat beberapa Negara, tetapi ternyata hanya ada satu, Republik Indonesia

Presiden Soekarno :  dalam pidato 1 Juni 1945 antara lain mengatakan: “Seorang anak kecil pun, jikalau ia melihat peta dunia, ia dapat menunjukkan bahwa Kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan. Pada peta itu dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan pulau-pulau di antara dua lautan yang besar; lautan Pasifik dan lautan Hindia, dan di antara dua benua, yaitu benua Asia dan Benua Australia. Seorang anak kecil dapat mengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatra, Borneo, Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan lainlain pulau kecil di antaranya, adalah satu kesatuan”.

Kesatuan bangsa Indonesia tidak bersifat alami melainkan historis, artinya Bangsa Indonesia bersatu bukan karena dibersatukan oleh bahasa ibu atau oleh kesatuan suku, budaya ataupun agama. Yang mempersatukan masyarakat di Indonesia adalah sejarah yang dialami bersama, sebuah sejarah penderitaan, penindasan, perjuangan kemerdekaan dan tekad pembangunan kehidupan bersama. Dari “nasib”bersama itu tumbuh hasrat untuk tetap bersama. Persatuan Indonesia tidak bersifat etnik melainkan etis

Baca selanjutnya


Mandor dan Pekerja


Seorang mandor bangunan yang berada di lantai 5 ingin memanggil pekerjanya yang lagi bekerja dibawah… Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaanya dan bisingnya alat bangunan… Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh keatas, di lemparnya uang 1000an yg jatuh tepat di sebelah si pekerja… Si pekerja hanya memungut uang 1000 dan melanjutkan pekerjaanya… Sang mandor akhirnya melemparkan 100.000 dan berharap si pekerja mau menegadah sebentar ke atas… Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan uang 100.000 dan kembali bekerja… Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yg tepat mengenai kepala si pekerja… Merasa kesakitan akhirnya si pekerja menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor….

Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita. Tuhan selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk bekerja. Kita di beri rejeki sedikit maupun banyak, sering kali kita lupa untuk menengadah bersyukur… Jadi jangan sampai kita mendapatkan batu kecil baru kita mau menoleh kepada Tuhan


Kampus STIA Amuntai



Arti Kehidupan


Alkisah, seorang pemuda mendatangi orang tua bijak yang tinggal di sebuah desa yang begitu damai. Setelah menyapa dengan santun, si pemuda menyampaikan maksud dan tujuannya. “Saya menempuh perjalanan jauh ini untuk menemukan cara membuat diri sendiri selalu bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu gembira.”

Sambil tersenyum bijak, orang tua itu berkata, “Anak muda, orang seusiamu punya keinginan begitu, sungguh tidak biasa. Baiklah, untuk memenuhi keinginanmu, paman akan memberimu empat kalimat. Perhatikan baik-baik ya…”

“Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!” Kemudian, orang tua itu bertanya, “Anak muda, apakah kamu mengerti kalimat pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu paman apa pengertianmu tentang hal ini.”

Baca Selanjutnya