SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) AMUNTAI

Archive for November, 2010

Ikatkan Sehelai Pita Kuning untukku………


Pada tahun 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam-malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.

Satu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju ke utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama-sama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Sex, gambling, drug. Dia menikmati semuanya. Bulan berlalu. Tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.  Baca selanjutnya


EMPATI (Lakukan Hal-hal Kecil untuk Membuat orang Bahagia)


Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasanBintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.
Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.
Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari. Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.
Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa. Baca Selanjutnya


Ucapan Terima Kasih


KEPADA TEMAN-TEMANKU TERCINTA; Rina wati, Poe avril, Gusnawan syah, Dejan Redbury, Ariakanslalumencintai, hamid di amuntai, Gon ibra, Noril ilham, echa noriel, akang yvc, Irwin wongpihong, f’jri sadow, raudah asset qhallbu, haris zulkipli, alya rahma, m haridi, anita erita fasella mad latho, fitri ninoy, mariana hizfhi, ria imuet, Ferdinand jocom, nusa indah, she dhea, helmi hamsuni, erry, andi samiaji, yani itay, ngurah arya, nanang nurdin, ririn anwar, ellita eldi, martina, yadi adahaja, ievaw, tony, hanung, wisnu, senny, desy, pangeran muda, suriadi alus, misdi, nabawi took amoy, heza, wenny, erpiyanto, yuda setiawan, fi’e horman, hidayah cliex, adan, Rita oktarika, wahyudi rahman, mutiara itham, ardi sage, m imam topic, lilik mustika, sanah najwa, irwan, yusuf Muhammad, Muhammad nor, dufrans kisscha, lesty bharata, Ririn, Fahrurazi, norsha, roedy, oesni, iin mutmainnah, danny coy, jean diptita, rahmadi permana, ka hidayaturrahman, ka engkos koswara, edy sofian, yulia, benk, elly rosana, eddy boelboel, hidayat abdoellah, yudi rifani, ka dadang wihana, anggerek biru, haryadi hasni, akhmad syarmada, hendarsyah, vivi novitriani, herly anie, santie sf, wiwid adiwijaya, yohanes r koroh, joko nugroho, agus djauhari, jujuk juariah, Wulan Winata, Amiruddin,, eddy malvin sihaloho, novi indri, helmi, suyanto yanto, avril lia, syamsul rizal, ka’arief sujai, heri sukotjo, rini dyanto, maya p lesmana, taufik fanani, rowi rawatianice, mama faiq, noviar iskandar, akhyar bahampaour, rachmat riandy, iyas setiyono, fiqri, abram lululangi, ka gm ssitumorang, pak sutoyo sandi, alipir budiman, tika rahmawati, saifull ifones, hanani hani, budi damas, ka’ alex Fernando, maslia ni, ihin jer, eny nur, u’ wieel, ayik zach, mukhlis redhani, sarah hidayat, siti keyko, eddie van banzjars, ka stela julanda mangkey. Teddy Bayu Putra, dll termasuk teman-teman di BBM, yang kirim kue dan yg menyampaikan lewat telpon serta sms maupun ucapan langsung, serta yg masih menyimpan di dalam hati TERIMA KASIH atas ucapan dan Do’anya, tiada kata yg dapat terucap selain ucapan semoga kita semua selalu berbahagia, sehat, sejahtera dan sukses selalu ……………. (mohon maaf jika ada kesalahan penulisan nama atau kebetulan tidak tertulis, semua hanya khilafan yg tidak disengaja, maklum mata sudah mulai kabur membaca satu2, hehehehe, luv u all)… demikian juga  ucapan yang sama kepada teman-temanku tercinta ;  Theodore vanny lumingkewas, ajun zerotwoaja, Sammy Eastman jr, toko amoy amuntai, ibu nels, sihab adiansya, Muhammad rafiq, fachmie, chuyant qhalbu, sriyuni novianti, aisyah tio, nervi juarsa, rara jaldie, Arba Indra, Anang muldiansyah, munawar dona

 


Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan


Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal itu menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, “Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab,

“Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.

“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.

“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab,

“Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos. baca selanjutnya


Memberi Tanpa Pertimbangan


Cobalah untuk mengawali suatu hari anda dengan niat untuk memberi. mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata anda. mulailah dari uang receh. kumpulkan beberapa receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan. apakah anda sedang berada di bis kita yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga. atau, anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. tak keculi bagaimana pendapat anda tentang kemalasan, kemiskinan dan lain sebagainya. tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping pada mereka. barangkali ada rasa enggan dan kesal. tekanlah perasaan itu seiring dengan pemberian anda. bukankah, tak seorang pun ingin memurukkan dirinya menjadi pengemis. ingat, kali ini anda hanya sedang “berlatih” memberi; mengulurkan tangan dengan sejumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. sesuatu itu bernama kasih sayang. memberi tanpa pertimbangan bagai menyingkirkan batu penghambat arus sungai. arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. sedangkan batu adalah kepentingan yang terpusat pada diri sendiri. sesungguhnya, bukan receh atau berlian yang anda berikan. kemurahan itu tidak terletak di tangan, melainkan di hati


Batu Besar


Suatu hari seorang seorang dosen sedang memberikan kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangan iaberdiri depan kelas dan berkata, “Okey, sekarang waktuuntuk quiz.” Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu besar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup utnuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, “Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa serentak berkata, “Ya!”
Dosen bertanya kembali, “Sungguhkah demikian ?”
Kemudian, dari dalam mejanya mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lau mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun kebawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ua bertanya pada kelas, “Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seorang menjawab, mungkin tidak.”
“Bagus sekali,” sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
“Belum!” Sahut seluruhkelas. Baca Selanjutnya


Penjara Pikiran


Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran dia bertanya,

“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,

“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.  baca selanjutnya


Kisah Bunga Mawar


Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya. baca selanjutnya


5 Menit saja


Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat Taman-Main di West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah. “Tuh.., itu putraku yang di situ,” katanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan. Mata ibu itu berbinar, bangga.

“Wah, bagus sekali bocah itu,” kata bapak di sebelahnya. “Lihat anak yang sedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku,” sambungnya, memperkenalkan. Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya. “Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?” Jack, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata, “Kalau lima menit lagi,boleh ya, Yahhh? Sebentar lagi Ayah, boleh kan? Cuma tambah lima menit kok,yaaa…?”

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. “Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?” Lagi-lagi Jack memohon, “Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya? Boleh ya, Yah?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pria itu bersenyum dan berkata, “OK-lah, iyalah…”

“Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar,” ibu yang di sampingnya, dan melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu. Pria itu membalas senyum, lalu berkata, “Putraku yang lebih tua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Jack, asal saja saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit lagi. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Jack. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya….”

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas. Berikanlah pada seseorang yang kaukasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya. Prioritas apa yang Anda miliki saat ini?

 


My Sweet Home


Suatu hari, dewi seorang anak 5 tahun mendpt pelajaran menggambar di TK..tema menggambarnya adalah my sweet home..selesai menggambar, ibu guru menyuruh para muridnya boleh gmbrnya dibw pulang..lalu dgn bahagia, dewi kecil ingin sekali menunjukkan pd ortunya di rmh nanti malam…
Saat mama dan papanya pulang dari kantor, dgn semangat dewi menghampiri mamanya…
Dewi : “mama,papa ini aku bljr menggambar td disekolah”..lalu disodorkannya selembar kertas hasil gambarnya tadi .
Mama : “dewi, Apa ini ?”
Dewi. : “my sweet home ma..”
Mama : “ini siapa?” (Mama menunjuk gambar gadis kecil )
Dewi : “Ini aku ma “…
Mama. : “trus, ini siapa?”
Dewi : ” ini Kakak ma…”
Mama : ” Ini 2 org yg peluk2 kamu siapa?” Menunjuk gambar
Dewi : (dengan polosnya )…”Ini Mbak sama suster ma”
Mama : “Lalu, mama sama papa mana? ”
Dewi : “mama sama papa nggak ada krna mama sama papa nggak pernah di rumah..”
Sang Mama menangis dan memeluk sang anak, maafkan mama dan papa ya sayaaang..beribu penyesalan menyesakkan dadanya…
Jangan salahkan anak bila anak merasa jauh dari orgtuanya, saat pagi papa mamanya sdh berangkat ke kantor..lalu
Saat malam, anak hanya dpt waktu sisa dari papa mamanya…lelah, amarah..
Sebuah renungan untuk kita semua…anak anak sangat membutuhkan keberadaan kita sebagai orangtuanya…..

Sumber; cerita ayah edy


Aku Ingin Mama Kembali


Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.

Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.
Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27
Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Baca Selanjutnya


Lingkungan kita adalah pikiran kita


Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih.Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.

“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.

“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini”.

Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking”, tersenyum penuh simpati.

“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.  Baca Selanjutnya


Garam dalam Telaga


Suatu ketika hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan raut mukanya ruwet. Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak berbahagia.

Tanpa membuang waktu orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak itu hanya mendengarkan dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamu itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini dan katakana bagaimana rasanya”, ujar Pak Tua itu.

“Pahit.., pahit sekali rasanya…”, jawab tamu itu sambil meludah kesamping.

Pak Tua sedikit tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga didalam hutan didekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ketepi telaga yang tenang itu. Baca Selanjutnya


Paku di Pagar


Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memaku sebuah paku dipagar belakang setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah…. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang.  Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa  sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.  Baca selanjutnya


Tindakan kecil yang disertai kasih sayang akan menghasilkan kebesaran jiwa


Ada Pepatah sederhana yang berbunyi, “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi  bukit.” Kita biasa memaknainya dalam bentuk uang, bahwa jika kita mengumpulkan uang  rupiah demi rupiah, pada saatnya kita akan dapatkan uang yang banyak. Namun  sesungguhnya pepatah ini tak sekedar berbicara tentang hidup hemat, atau ketekunan menabung. Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar  sekantung keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan  dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita.

Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa  sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di  dalamnya. Ucapan  “terima kasih”,  “sesungging senyum”, “sapaan ramah”, “pelukan bersahabat”,  atau datang ketika ada teman/keluarga kena musibah,  mampir sejenak  ketika  kebetulan lewat ada warga yg meninggal dunia, atau tindakan-tindakan lain yang mungkin sepele saja.  Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi nilainya daripada bukit  tabungan anda

 


Egoisme menghancurkan segalanya


Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya,tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku!
Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian.
Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa.
Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya tidak lagi merasakan sakit di hati. Baca Selanjutnya


SKENARIO KIAMAT (Pandangan dari sudut ilmu pengetahuan)


Bencana alam seperti Gempa Bumi, Tsunami, angin putng beliung dan letusan gunung berapi pada akhir-akhir ini sering terjadi, bencana silih berganti tersebut terjadi dengan menyisakan kerugian material, harta-benda dan jiwa yang tidak terhitung lagi. Jika kita mau merenung sejenak sebenarnya bumi tempat tinggal kita sekarang ini adalah planet yang rapuh, setiap saat atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT planet bumi dapat mengalami kehancuran secara tiba-tiba dan dalam hitungan detik kepunahan seluruh makhluk hidup dan benda-benda yang ada di permukaan bumi akan terjadi,  tapi di balik semua itu sebenarnya secara evolusi bumi seperti juga seluruh benda yang berada di alam semesta ini akan mengalami proses penuaan dan pada akhirnya mengalami kehancuran dan kepunahan, kondisi ini dalam konteks Al-Qur’an disebut dengan kiamat, suatu peristiwa dahsyat yang sudah pasti akan terjadi, artikel berikut mencoba mengumpulkan berbagai pandangan dari berbagai sumber, terutama dari http://www.JoinNegeriAds.com,   http://www.kabarindonesia.com, Asafn2, dan http://www.mupeng.com yang mencoba melihat scenario kehancuran bumi dari aspek ilmu pengetahuan.

Ada puluhan skenario kehancuran dunia yg telah dibuat oleh para ahli berdasarkan fakta-fakta ilmiah. Bahkan beberapa diantaranya pernah dipublikasikan secara luas bagi masyarakat umum. Tujuannya bukan utk menakuti, tetapi utk menyadarkan manusia, betapa rapuhnya dunia ini, dan betapa pentingnya kita untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.

Berikut ini adalah skenario terburuk dari kehancuran dunia, di antaranya memang ada yang masih diperdebatkan dan di ragukan oleh para ahli namun semua itu tetap penting sebagai bahan kesadaran kita bahwa kita tinggal di tempat yang sebenarnya sudah sangat rabuh dan sedang serta akan selalu mengalami proses penuaan :

1. DUNIA BERUBAH JADI ES (ICE AGE) :
Para ahli meneliti bahwa ternyata ada siklus pembekuan dunia (Ice Age) yang berlangsung setiap 13.000 tahun sekali. Hal ini diawali dengan perubahan iklim dan suhu yang sangat drastis. Cuaca berubah dengan sangat ekstrim di mana negara2 yg sebelumnya tidak pernah bersalju, tiba2 turun salju (hal ini sudah terjadi sejak 2 tahun terakhir di mana Mesir tiba2 turun salju). Suhu udara akan mengalami perubahan yg cukup signifikan. Di beberapa bagian tertentu, suhunya mencapai minus 15 derajat Celcius. Sementara tempat lain bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celcius. Akibat perbedaan udara yg drastis, cuaca menjadi kacau. Hujan, banjir, dan badai terjadi di mana2. Setelah beberapa saat – ketika suhu dunia mencapai titik equilibrium – seluruh dunia akan diliputi oleh salju. Bumi akan menjadi tempat yg sangat dingin. Suhu udara akan terus menurun, hingga akhirnya berubah ke suhu normal kembali 10.000 tahun mendatang. Baca Selanjutnya